Halaman

Monday 28 March 2011

Resep Sukses Para Wirausahawan Muda

Muhammad Zaenuddin
299068



JAKARTA, KOMPAS.com — Di saat banyak anak muda tengah sibuk bermain, sepuluh duta muda ini tengah sibuk bekerja keras membuat inovasi. Di saat anak muda lain tengah luntang-lantung mencari pekerjaan, anak muda ini menciptakan lahan pekerjaannya sendiri.
Sepuluh sosok wirausahawan pemenang Shell LiveWIRE Business Start-up Awards ini memiliki cita-cita besar yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Mereka bercita-cita sukses melalui usaha yang mereka ciptakan sendiri. Wirausaha sudah menjadi suatu garis hidup yang mereka tetapkan dalam hati.
"Menurut saya, hidup hanya sekali. Terlalu disayangkan kalau kita hanya melakukan hal yang biasa. Lakukanlah hal luar biasa. Saya punya keyakinan saya bisa besar lewat (usaha) ini," ungkap Nur Kartika Indah M (23), yang merintis usaha Nata de Coco versi Singkong, Senin (9/8/2010) di Jakarta.
Pandangan gadis asal Solo ini juga diamini oleh rekan-rekannya sesama finalis. Novita, misalnya, ia mengaku sudah memiliki kemauan yang besar untuk berwirausaha sejak kuliah. "Modal saya hanya kemauan saja buat toko sepatu. Padahal dulu yang namanya stileto, high heels, wedges itu kayak apa saja saya enggak tahu. Tapi karena saya udah ada kemauan kuat berbisnis, akhirnya belajar," ujar gadis asal Depok, Jawa Barat, ini. Novita akhirnya membuat toko sepatu online yang dinamakan "Comfort Shop".
Selain kemauan yang kuat, jiwa pantang malu juga perlu dimiliki sebagai modal untuk berwirausaha. "Enggak perlu malu sama apa yang kita jual. Kalau malu, bagaimana kita bisa menghasilkan?" ujar Valdy, asal Yogyakarta, yang membuat usaha The Unique Culture yang mengangkat batik ke dalam jaket dan sepatu untuk anak muda.
Namun, menjadi wirausahawan memang tidak semudah yang diucapkan karena perlu usaha dan kesabaran. Hal ini dirasakan Ridho Arindiko S yang merintis usaha Minyak Goreng Sahara. Minyak ini diproduksi melalui proses comfilter system dengan harga yang terjangkau. "Pas awalnya kami hanya bisa jual 50 minyak. Itu sama kaya kami jual sehari seliter keliling ke mana-mana. Tapi berkat dukungan orang-orang, akhirnya di tahun ini penjualan kami alhamdulillah naik 300 persen," ujarnya.
Ia pun memiliki prinsip, "Kita boleh cita apa saja yang penting kita punya roadmap. Kita harus tekun dan konsisten. Apa pun masalahnya, pasti akan ada jalan keluarnya."
Ketua tim juri Shell LiveWIRE BSA 2010, Ahmad Djauhar, pun bangga atas apa yang sudah dilakukan kesepuluh finalis tersebut. Menurutnya, dengan berwirausaha, seseorang bisa membantu menekan angka pengangguran dan juga menciptakan lapangan kerja baru bagi orang lain sehingga kegiatan ini harus terus ditingkatkan.

Sumber : Kompas.com
Senin, 9 Agustus 2010 | 17:43 WIB










Komentar
Saya sangat setuju setiap wirausaha memiliki caranya sendiri-sendiri Dalam arti memiliki resep mengenai usahanya. Apalagi mulai akhir-akhir ini, para wirausaha adalah anak muda yang biasanya sedang mencari pekerjaan. Tetapi mereka justru berpikir cerdik bagaimana mereka menciptakan sebuah usaha. Nah, pola ini justru harus dibuat oleh kita juga. Disaat peluang kerja dan angka angkatan kerja tak seimbang, kesempatan inilah yang harus kita diaplikasikan.
Sebelum berwirausaha sendiri kita harus mampu menetapkan arah dan tujuan usaha apa yang cocok menyerap tenaga kerja dan produknya bisa terserap oleh pasar. Tentu saja dengan perimbangan analisis penelitian pasar. Misalnya saja dengan pengamatan mengenai barang berharga seperti emas atau perak yang belakangan ini menjamur di sekitar kita. Banyak persaingan tetapi bisa kita hadapi dengan sistem pola penjualan yang unik.  Penetapan promo. Inovasi barang dan harga contoh mudahnya.
Pandangan para wirausaha juga membuat saya bangga. Karena mereka berpendapat bahwa hidup memang satu kali. Jadi, apa salahnya jika kita mengoptimalkan kemampuan kita untuk hidup. Kebanyakan mereka berhasil karena cita-cita mereka diatur melalui roadmap. Dan kunci selanjutnya adalah mereka benar-benar konsisten dalam menggapai hal itu. Meskipun terkadang jatuh bangun dalam melakukan itu. Tetapi mereka tetap berpegang teguh. Kegagalan bagi mereka adalah sebuah awal untuk mencapai keberhasilan. Jadi mereka tidak kaget jika datang gagal. Ada kalanya kita diatas dan ada kalanya dibawah. Tetapi keadaan itu dapat dikendalikan dengan manajemen yang solid dan konsisten pula. Mereka yang akan mengelola harus menerapkan sistem konsep bisnis. Sehingga nantinya mereka bisa melakukan pengembangan untuk mengantisipasi persaingan dan tuntutan pelanggan yang makin banyak. Yang paling mudah menurut saya adalah pembagian tugas berdasarkan kapasitas, keahlian serta minat. Selanjutnya, mereka terbagi ada yang fokus ke dalam manajemen SDM, manajemen keuangan dan sebagainya.
            Sebagian besar mereka para bisnis memulai usahanya dengan hal yang kecil. Misalnya saja Ridho Arindiko S yang merintis usaha Minyak Goreng Sahara. Pas awalnya ia hanya bisa jual 50 minyak . Dengan berbagai usaha yang penuh, meskipun terkadang diawal terkadang menjumpai kegagalan ia mencoba menganalisa segmen pasar.






No comments:

Post a Comment