Halaman

Sunday 25 March 2012

Memperbanyak Entreprenuer, Memperkuat Ekonomi Indonesia

Entreprenuer itu seperti apa?

Kata entreprenuer merupakan istilah yang berasal dari bahasa Perancis yang berarti between-taker atau go-between. Secara luas entreprenuer adalah seseorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai dengan modal dan resiko, menerima balas jasa/kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya. Seseorang yang berjiwa entreprenuer adalah ia berani mengambil resiko dari setiap kegiatan, riset dan penelitiannya dalam rangka membuat produk-produk baru dengan menemukan cara baru, dan ia mendapatkan jawaban baru dari setiap masalah yang muncul disekelilingnya.

Friday 23 March 2012

Geef Mij Maar Nasi Goreng (sosis) + Kroepoek + Teh Tarikk

Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei 
Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas (tea tarikk) erbij
(Wieteke Van Dort-Geef mij maar nasi goreng-populer pada tahun 1970an)

Nasi goreng adalah nasi yang digoreng dengan racikan bumbu-bumbu. Nasi goreng merupakan makanan populer di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Bahkan presiden OBAMA pun menyebut menu ini :D (nasi goreng, sate, soto enak ya? ) 


Di kampusku, menu ini menjadi salah satu menu favorit bagi mahasiswa. Karena dengan uang 6000 kita bisa merasakan  nasi goreng tersebut. Setiap kali mampir di kantin Filsafat terkadang penjualnya sampai hafal pesenan menu ini. (haha) :D.


nasi goreng sosis



kroepoek




lalu ditambah minuman teh campur susu yang aslinya berasal dari Malaysia
apalagi kalau bukan Teh Tarikk





Semuanya begitu nikmat, ketika dikonsumsi sehabis kuliah dan paginya belum makan. Dan kunamakan proses  ini dengan istilah Brunch  :)


(kantin filsafat ugm)


Nasi goreng sosis  : 6000/porsi
Teh Tarikk             : 2500/gelas


Monday 19 March 2012

Mengapa masih terjadi masalah pembangunan di Indonesia?


Sampai hari ini berbagai masalah pembangunan di Indonesia menjadi bahan pembicaraan yang sangat hangat di media-media nasional maupun internasional. Disini penulis akan banyak mengungkapkan berbagai penyebab masalah pembangunan. Terdapat lima pokok  permasalahan yang akan dibahas dan menjadi alasan mengapa masih ada masalah pembangunan di Indonesia?. Lima poko tersebut antara lain mengenai :

1.      Ketimpangan antar kawasan

Pembangunan ekonomi yang selama ini telah menghasilkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa hingga kuartal III 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 6,5 persen. Tetapi pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Masalah ketimpangan ekonomi antar kawasan menjadi salah satu penyebabnya.  Ketimpangan pembangunan terutama terjadi antara Jawa–luar Jawa, antara kawasan barat Indonesia –kawasan timur Indonesia, serta antar kota-kota dan antara kota–desa Di Indonesia ada daerah administratif yang kemudian dikenal sebagai propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. Daerah yang paling tepat untuk keperluan pembangunan daerah, tetapi justru kurang dikembangkan di berbagai negara (Soepono, 1999).  Kesenjangan antar yang semakin besar disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (Williamson) :
1.       Adanya migrasi tenaga kerja antar daerah yang bersifat selek
2.       Adanya migrasi modal antar daerah yang kemudian menjadi daya tarik bagi investor pada daerah lain
3.       Perbedaan pembangunan sarana publik yang lebih padat sehingga memicu terjadinya kesenjangan dan ketimpangan antar daerah
4.       Antar daerah kurang adanya keterkaitan yang menyebabkan penyebaran proses pembangunan menjadi kurang merata.

2.      Wilayah Perbatasan yang Terpencil dan Kondisinya Masih Terbelakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer memiliki wilayah perbatasan dengan beberapa negara baik perbatasan darat maupun laut. Perbatasan Indonesia tersebar di tiga pulau, empat provinsi dan 15 kabupaten/kotaJika kita ketahui lebih jauh wilayah perbatasan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, serta merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Namun demikian, pembangunan di beberapa wilayah perbatasan tersebut masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan pembangunan di wilayah negara tetangga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah ini umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi warga negara tetangga. Perlu kita sadari masih kurang mencukupi keberpihakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah  dalam pembiayaan pembangunan, terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana ekonomi di wilayah-wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Lihat saja perbatasan Malaysia-Indonesia seperti Entikong, pembangunan sarana dan prasarana untuk mensejahterakan penduduk di wilayah itu seakan berjalan sendiri-sendiri. Efeknya kondisi penduduknya sangat memprihatinkan. Bahkan entikong lebih bergantung pada Malaysia. Seakan-akan pemerintah kita tidak berbuat apa-apa. Seharusnya pemerintah perlu melakukan proses pengembangan wilayah perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor unggulan daerah (misalnya potensi pariwisata).

3.      Rendahnya penyerapan informasi di daerah perbatasan

Masyarakat di perbatasan sering berada dalam keadaaln yang penuh dengan keterbatasan. Mulai dari keterbatasan perhubungan, perekonomian, kesehatan dan akses informasi. Dalam persaingan global yang semakin ketat ini, informasi mempunyai suatu nilai penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan daya saing suatu bangsa . Beberapa masalah yang dihadapi Indonesia antara lain: masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur penyedia sarana informasi yang sampai saat ini penyediaannya belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di daerah terpencil; tidak meratanya penyebaran infrastruktur penyedia sarana informasi dengan konsentrasi yang lebih besar di wilayah barat Indonesia, yaitu sekitar 86 persen di Pulau Jawa dan Sumatera, dan daerah perkotaan; masih rendahnya kemampuan masyarakat Indonesia untuk mengakses informasi pada akhirnya menimbulkan kesenjangan teknologi dengan negara lain.


4.      Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia


Tidak dapat dipungkiri adanya sumber daya manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan. Pembangunan SDM dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk. Kualitas SDM Indonesia dilihat dari Indeks Pembangunan Manuasia (IPM), masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN. Rendahnya kualitas SDM Indonesia menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing dalam berkompetisi dan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi untuk kedepannya. Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan SDM Indonesia agar menjadi lebih. Kriteria SDM yang berkualitas ditandai dengan meningkatnya kesehatan serta pendidikan setiap individu.
  
5.      Korupsi terhadap anggaran pembangunan

Anggaran pembangunan yang tinggi akan rentan dikorupsi oleh pihak-pihak yang terkait. Banyak masalah yang bergulir dari pengelolaan dan penggunaan anggaran percepatan pembangunan yang seakan hilang tak ada informasi tak jelas kemana peruntukan anggaran tersebut Praktek korupsi anggaran proyek pembangunan akan berdampak buruk pada infrastruktur dan proses pembangunan dalam negeri. Tingkat kebocoran anggaran dan dana pembangunan selalu terjadi peningkatan. Dari masa Orde Baru, alm Prof. Sumitro Djojohadikusumo mensinyalir kebocoran anggaran 30%. Kebocoran dan korupsi dana pembangunan ini menjadikan alokasi dana pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tujuan pembangunan yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi terhambat. Penelitian dari Murphy, Shleifer, dan Vishny (1991) menunjukkan bahwa negara-negara yang banyak aktivitas korupsi atau “rent seeking activities”-nya cenderung lambat pertumbuhan ekonominya. Pandangan ini lebih mudah dipahami, karena adanya korupsi berarti ada biaya lain-lain, atau akan mempersulit suatu aktivitas ekonomi, yang akibatnya bisa meninggikan biaya atau memperkecil minat untuk melakukan investasi sehingga mengganggu kelancaran pertumbuban ekonomi.


Referensi


1. A Historical Approach to Assessing The Role of Institutions in Economic Development : Daron Acemoglu
2. Dilemmas in Indonesian Economic Development. Suhadi Mangkusuwondo

3. Hasil notulensi “Persiapan penyusunan RPJM 2010-2014 program pengembangan wilayah perbatasan. Bappenas tanggal 27 November 2008


              5. Laporan lokakarya dari SMERU. Seri debat pembangunan : kasus Indonesia
              6. Presiden Republik Indonesia Bab 26 Pengurangan ketimpangan wilayah pembangunan Indonesia 



Thursday 15 March 2012

SOLUSI KETIMPANGAN SOSIAL DI INDONESIA

SOLUSI KETIMPANGAN SOSIAL DI INDONESIA

1.      Gambaran Pengangguran, Kemiskinan dan Ketimpangan

Kalau kita sungguh-sungguh mencintai Indonesia yang merdeka, yang bersatu, tidak terpecah belah, berdaulat, adil dan makmur, marilah bercermin sebentar, kembali kepada cita-cita dahulu yang begitu suci, dan mengembalikan pemimpin yang jujur dan berpadu dengan semangat pengorbanan (Mubyarto, 1995)
Rentetan kalimat tersebut menjadi bahan renungan bagaimana parahnya ketimpangan sosial di Indonesia. Kesenjangan atau ketimpangan adalah jarak gap yang terjadi didalam kehidupan masyarakat disebebkan oleh perbedaan status sosial atau juga status ekonomi yang ada ditengah-tengah ekonomi masyarakat. Ketimpangan menjadi satu bahasan utama dalam kuliah saya di matakuliah Ekonomika Pembangunan. Pengangguran, Kemiskinan dan Ketimpangan menjadi satu rangkaian yang saling berhubungan. Pengangguran yang berkepanjangan akan menimbulkan efek kemiskinan, efek kemiskinan ini yang akhirnya menjadi suatu fenomena ketimpangan.
            Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah warga miskin saat iin sekitar 13,3%  ( 31 juta dari 240 juta penduduk Indonesia) dengan memakai asumsi standar kemiskinan Rp 211.726 perbulan atau sekitar Rp 7000/ hari. Standar ini saya rasa masih dibawah standar yang ditetapkan oleh World Bank. Coba bayangkan kalau BPS menggunakan standar kemiskinan internasional USD 2 per hari. Dengan asumsi nilai tukat dolar 8500 per satu dolar, standar kemiskinan Indonesia seharusnya 16000 per hari. Kalau memakai standar World Bank ada sekitar 110 juta jiwa penduduk Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan internasional.
            Meskipun angka pengangguran terbuka turun dari 7,1% (tahun 2010) ke 6,8% (2011) namun tidak untuk pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam/minggu. Jumlah pekerja yang bekerja kurang dair 35 jam/minggu justru meningkat dari 32,80% (2010) ke 34,19% (2011). Kedua data yang saya berikan ini telah menunjukkan adanya penilaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut saya, pertumbuhan ekonomi tersebut kurang berkualitas. Harusnya pertumbuhan ekonomi itu diikuti dengan adanya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran yang jumlahnya signifikan. Padahal jika kita lihat ukuran pembangunan adalah bagaimana suatu negara mampu mengatasi jumlah kemiskinan dan penganguran yang selanjutnya memperkecil gap ketimpangan. Ketimpangan Pendapatan Akar Penyebab Ketimpangan SosialKetimpangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah/wilayah pada waktu/kurun waktu tertentu.  Ketimpangan sosial merupakan suatu fakta yang sedang berbicara. Untuk mengatasi ketimpangan di Indonesia, Vilfredo pareto dalam teorinya menerangkan bahwa harus ada suatu penyaranan orang kaya untuk membantu orang miskin. Ekonomi dan moral ekonomi berbicara soal moral sebagai wujud tanggung jawab sosial. Prof. Gunawan Sumodiningrat yang juga menjadi dosen saya dalam matakuliah Perekonomian Indonesia pernah menerangkan juga mengenai solusi mengatasi fenomena ketimpangan, Menurut beliau solusi yang perlu dilakukan pemerintah adalah pemungutan pajak dari yang mampu lalu menyalurkan kembali kepada masyarakat lewat pembangunan dan melindungi yang miskin lewat subsidi. Yang atas dijaga dengan pajak, yang bawah didorong dengan subsidi. Sehingga dengan demikian ketimpangan yang disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan individu yang lain, antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain dapat dikurangi gap ketimpangannya. Solusi dari ketimpangan sosial yang utama adalah pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia harus dibenahi. Kita pasti ingat adanya Trilogi Pembangunan : Pemerataan, Pertumbuhan, dan Stabilitas. Yang selanjutnya ketiga hal tersebut sebagai landasan pokok menuju Indonesia Emas 2020. Negara melalui pemerintah melakukan suatu langkah yang bertujuan menghidupkan kembali kemerdekaan setiap manusia untuk menikmati kemakmuran. Dimana asumsi kemakmuran yang tertinggi ditandai dengan setiap rakyat yang mampu menggerakkan kemampuan dan kegiatan sosial mereka.
Maka dari itu untuk mengatasi ketimpangan sosial dibutuhkan kontribusi dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah sebagai regulatornya. Harus ada komitmen bersama . Lebih dari itu pada bidang pendidikan anak-anak sejak dini harus diberikan pengetahuan tentang kondisi sosial di Indonesia, seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran, diskriminasi dan ketimpangan. Tidak hanya diajarkan bahwa kita berbeda dan disatukan dengan Pancasila melalui semboyan Bhinekka Tunggal Ika. Disisi lain didalamnya kemudian muncul musuh bersama seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan korupsi.





Permintaan Tenaga Kerja



Maksimisasi Keuntungan
Perusahaan dapat memperluas kontrak output tentu saja hanya dengan penggunaan input. Dalam pengertian yang umum kita akan menganggap bahwa perusahaan memproduksi output dengan menggabungkan dua jenis input atau faktor produksi tenaga kerja dan modal. Jadi aturan ini dinyatakan sebelumnya untuk memutuskan apakah akan sedikita menamba atau mengurangi ouput sehubungan dengan kerja tenaga kerja dan modal.
1.      Jika pendapatan yang dihasilkan dengan menggunakan satu unit lagi dari masukan melebihi biaya tambahan, yang menambah satu unit input.
2.      Jika pendapatan yang dihasilkan oleh satu unit lagi dari input kurang dari biaya tambahan yang mengurangi lapangan kerja dari input
3.      Jika pendapatan yang dihasilkan oleh satu unit masukan adalah sama dengan biaya tambahan tidak lebih dari perubahan masukan yang diinginkan
Marginal pendapatan dari unit tambahan faktor produksi
Secara umum kita menentukan produk marginal tenaga kerja sebagai perubahan dalam output fisik yang dihasilkan oleh perubahan dalam unit modal kerja yang  konstan juga produk marginal modal akan didefinisikan sebagai perubahan output dikaitkan dengan satu init perubahan dalam memegang stok constant modal kerja
Pendapatan marginal yang dihasilkan oleh unit output tambahan tergantung pada karateristik yang pasar produk dimana ouput dijual. Produk pendapatan marginal dapat direpresentasikan sebagai MPk.MR dalam kasus umum atau sebagai MPkx. P jika pasar produk kompetitif.
Dari maksimisasi keuntungan untuk permintaan tenaga kerja. Keuntungan yang maksimal ketika kerja adalah perubahan satu unit tenaga kerja akan lebih lanjut dalam produk pendapatan marginal sama dengan biaya marginal. Permintaan tenaga kerja dalam hal upah riil, permintaan tenaga kerja dapat dianalisis dari segi baik upah riil ataupun uang.  Maka untuk memaksimalkan keuntungan diberikan tingkat upah riil perusahaan harus berhenti memperkerjakan pada titik dimana setiap tenaga kerja. Selain itu akan menelan biaya lebih dari yang menghasilkan.
Sebagai perusahaan memperkerjakan lebih banyak pekerja, total output akan meningkat. Tetapi disisi lain produk marginal tenaga kerja (MPL) dalam jumlah output tambahan yang terkait dengan unit tambahan tenaga kerja, diasumsikan menurun.Saham tetap modal, modal kan menjadi relatif langka untuk jumlah pekerja dan dengan demikian produktivitas setiap pekerka akan kurang, semakin berkurangnya marginal. Pendapatan marginal yang terkait dengan unit tambahan tenaga kerja disebut sebagai produk pendapatan marginal tenaga kerja (MRPL). MR adalah pendapatan marginal yang terkait dengan penjualan unit tambahan  output dan MP adalah produk marginal yang terkait dengan unit tambahan tenaga kerja. (ΔQ /ΔL).
Permintaan jangka panjang untuk tenaga kerja juga dihasilkan melalui maksimisasi keuntungan. Dengan asumsi pasar input kompetitif dengan upah yang diberikan dan harga modal. Kuncinya adalah untuk menemukan kombinasi dengan meminimalkan biaya tenaga kerja dan modal yang terkait dengan output yang optimal perusahaaan. Biaya meminimalkan kombinasi terjadi ketika :
Dimana C adalah harga modal dan MPk adalah produk marginal modal. Rasio harga input untuk produk marginalnya memberikan biaya marginal dan menghasilkan output menggunakan input itu. Pertanyaannya apa output yang optimal bagi perusahaan untuk menghasilkan? Hal ii terjadi ketika pemdapatan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Dalam jangka pendek, karena perubahan upah perusahaan menghadapai persaingan dipasar input hanya bergerak sepanjang kurva MRPL. Dalam jangka panjang, bagaimanapun kenaikan upah biasanya membawa substitusi modal bagi tenaga kerja. Efek subtitusi ini, kenaikan. Penurunan kenaikan upah.penurunan biaya marginal produksi, yang menyebabkan penurunan (kenaikan) output. Perubahan output menyebabkan perusahaan untuk mengubah jumlah tenaga kerja dan modal (perubahan efek skala)


Friday 2 March 2012

Ekonomi Sumber Daya Manusia

Rangkuman 1 : pengantar

Sebagai ekonom yang aktif terlibat dalam analisis kebijakan buruh yang dianggap oleh pemerintah, kita dengan jelas percaya bahwa ekonomi sumber daya manusia berguna dalam memahami akibat dari kebijakan-kebijakan.  Lebih penting, kita juga percaya analisis kebijakan yang dapat digunakan dalam mengajarkan ekonomi sumberdaya alam yang fundamental. Pertama, kita percaya bahwa melihat relevansi dan implikasi sosial dari konsep belajar akan meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar. Kedua, penggunaan konsep pada tiap chapter dalam mengatur analitis mempunyai fungsi untuk memperkuat pemahaman melalui mahasiswa untuk melihat mereka beraksi.
Pasar tenaga kerja
Keadaan dimana pengusaha menyewa jasa tenaga kerja jelas ada beberapa alasan. Pertama, lembaga telah dikembangkan untuk memfasilitasi kontak antara pembeli dan penjual jasa tenaga kerja dengan cara menyewa ruang kantor agen tenaga kerja atau penempatan personil kantor pabrik. Kedua, sekali kontak informasi tentang harga dan kualitas di pertukarkan. Ketiga, ketika tercapai kesepakatan semcam kontrak dijalankan meliputi kompensasi, kondisi kerja, dan keamanan kerja. Hasil akhir dari transaksi pengusaha-pengusaha di pasar tenaga kerja ini tentu saja pada penempatan orang pada pekerjaan tertentu
Ekonomi Sumber Daya Manusia : Beberapa konsep utama
Ekonomi sumber daya manusia adalah studi tentang cara kerja dan hasil dari pasar untuk tenaga kerja  terutama berkaitan dengan perilaku pengusaha dan karyawan dalam menanggapi gaji insentif secara umum, harga, keuntungan dan aspek yang tidak berkenaan dengan uang seperti kondisi kerja
Ilmu Ekonomi Positif adalah sebuah teori perilaku dimana orang biasanya diasumsikan merespon baik untuk manfaat dan negatif terhadap biaya. Imbalan dalam teori ekonomi adalah berkaitan dengan uang dan keuntungan berupa uang rokok sementara peluang merupakan hukuman yang dikorbankan.
Kelangkaan. Asumsi meresao hampir semua teori adalah mengenai kelangkaan sumber daya. Menurut asumsi individu dan masyarakat sama-sama tidak memiliki sumber daya untuk memenuhi semua keinginan mereka.
Rasionalitas merupakan asumsi dasar kedua dari ekonomi positif. Orang yang rasional dalam arti mereka mempunyai tujuan dan mengejarnya dengan cara yang konsisten. Asumsi ini menyiratkan respon konsistensi terhadap insentif ekonomi secara umum dan adaptasi dari perilaku ketika mereka mengubah insentif.
Model dan Prediksi Ekonomi Positif Alasan kita perlu membuat asumsi dan membaut teori relatif sederhana perilaku adalah bahwa cara kerja dari pasar tenaga kerja sebenarnya hampir immposibli complex.Setiap kali kita mencoba untuk menjelaskan sebuah set kompleks dari perilaku dan hasil menggunakan pengaruh mendasar dengan menciptakan beberapa model.
Penting untuk dicatat beberapa hal mengenai prediksi
  1. Prediksi muncul langsung dari asumsi kembar : Kelangkaan dan rasionalitas. Karyawan dan pengusaha, baik sadar sumberdaya yang langka mereka diasumsikan pada mencari peluang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
  2. Prediksi hubungan negatif antara upah dan omset sukarela dibuat dengan memegang hal-hal yang sama.
  3. Asumsi dari teori perilaku kepedulian individu dari pengusaha dan karyawan tetapi prediksinya tentang hubungan antara upah dan agregat omset.
Ilmu Ekonomi normatif. Memahami ilmu ekonomi normatif ini dimulai dengan kesadaran bahwa ada dua jenis transaksi ekonomi. Sebuah transaksi dapat secara bulat didukung dengan cara :
1.      Semua pihak terkena dampak keuntungan transaksi
2.      Beberapa keuntungan dan tidak ada orang lain kehilangan atau
3.      Beberapa keuntungan dan beberapa kerugian dari transaksi tetapi keuntungan sepenuhnya mengkompensasi kepada yang mengalami kerugian
Ketidaktahuan, Pertama orang mungkin mengabaikan beberapa fakta penting dan dengan demikian menyebabkan membuat keputusan yang tidak dalam kepentingan diri mereka, Contohnya begini, seorang pekerja yang merokok boleh mengambil sebuah pekerjaan di pabrik pengolahan asbes tidak tahu bahwa kombinasi dari merokok dan menghirup debu asbes akan meningkatkan risiko penyakit.
Hambatan transaksi. Kedua mungkin ada beberapa hambatan untuk penyelesaian transasksi yang bisa saling menguntungkan. Contohnya  banyak negara yang melarang pengusaha untuk mempekerjakan wanita untuk bekerja lebih dari 40 jam per minggu.
Distorsi harga menjadi penghalang khusus untuk transaksi yang disebabkan oleh pajak, subisidi atau kekuatan lain yang membuat harga “incorrect”
Tidak adanya pasar menjadi alasan keempat mengapa transaksi yang saling menguntungkan tidak mungkin terjadi secara sukarela adalah hal tersebut memang tidak mungkin (uncostumary) untuk pembeli dan penjual sumberdaya tertentu untuk bertransaksi.
Kebijakan Pemerintah dan Ilmu Ekonomi Normatif
Public goods. Informasi dalam contoh ini disebut barang publik. Sebuah barang yang dapat dikonsumsi oleh banyak orang pada waktu yang sama, termasuk mereka yang tidak membayarnya.
Ketidaksempurnaan pasar modal. Sebuah contoh dari tipe kedua dimana pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi ketidasempurnaan pasar.
Membangun substitusi pasar. Jenis ketiga situasi dimana intervensi pemerintah mungkin perlu memberi suatu solusi atas hambatan transaksi yang terjadi ketika pasar gagal ada beberapa alasan. Misalnya perokok dan bukan perokok sementara waktu kerja berikutnya satu sama lain dan hubungan sementara mereka dicegah dengan transaksi yang saling menguntungkan dari yang terjadi.
Efisiensi Vs Ekuitas
Pareto efficient adalah salah satu sumber sengeketa yang berakar pada permasalahan bahwa tidak ada yang unik dari transaksi. Sumber kedua dari equity dan efisiensi berakar pada masalah pencapaian ekuitas yang lebih, beberapa langkah dari efisiensi Pareto harus diambil.