Halaman

Thursday 15 March 2012

SOLUSI KETIMPANGAN SOSIAL DI INDONESIA

SOLUSI KETIMPANGAN SOSIAL DI INDONESIA

1.      Gambaran Pengangguran, Kemiskinan dan Ketimpangan

Kalau kita sungguh-sungguh mencintai Indonesia yang merdeka, yang bersatu, tidak terpecah belah, berdaulat, adil dan makmur, marilah bercermin sebentar, kembali kepada cita-cita dahulu yang begitu suci, dan mengembalikan pemimpin yang jujur dan berpadu dengan semangat pengorbanan (Mubyarto, 1995)
Rentetan kalimat tersebut menjadi bahan renungan bagaimana parahnya ketimpangan sosial di Indonesia. Kesenjangan atau ketimpangan adalah jarak gap yang terjadi didalam kehidupan masyarakat disebebkan oleh perbedaan status sosial atau juga status ekonomi yang ada ditengah-tengah ekonomi masyarakat. Ketimpangan menjadi satu bahasan utama dalam kuliah saya di matakuliah Ekonomika Pembangunan. Pengangguran, Kemiskinan dan Ketimpangan menjadi satu rangkaian yang saling berhubungan. Pengangguran yang berkepanjangan akan menimbulkan efek kemiskinan, efek kemiskinan ini yang akhirnya menjadi suatu fenomena ketimpangan.
            Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah warga miskin saat iin sekitar 13,3%  ( 31 juta dari 240 juta penduduk Indonesia) dengan memakai asumsi standar kemiskinan Rp 211.726 perbulan atau sekitar Rp 7000/ hari. Standar ini saya rasa masih dibawah standar yang ditetapkan oleh World Bank. Coba bayangkan kalau BPS menggunakan standar kemiskinan internasional USD 2 per hari. Dengan asumsi nilai tukat dolar 8500 per satu dolar, standar kemiskinan Indonesia seharusnya 16000 per hari. Kalau memakai standar World Bank ada sekitar 110 juta jiwa penduduk Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan internasional.
            Meskipun angka pengangguran terbuka turun dari 7,1% (tahun 2010) ke 6,8% (2011) namun tidak untuk pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam/minggu. Jumlah pekerja yang bekerja kurang dair 35 jam/minggu justru meningkat dari 32,80% (2010) ke 34,19% (2011). Kedua data yang saya berikan ini telah menunjukkan adanya penilaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut saya, pertumbuhan ekonomi tersebut kurang berkualitas. Harusnya pertumbuhan ekonomi itu diikuti dengan adanya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran yang jumlahnya signifikan. Padahal jika kita lihat ukuran pembangunan adalah bagaimana suatu negara mampu mengatasi jumlah kemiskinan dan penganguran yang selanjutnya memperkecil gap ketimpangan. Ketimpangan Pendapatan Akar Penyebab Ketimpangan SosialKetimpangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah/wilayah pada waktu/kurun waktu tertentu.  Ketimpangan sosial merupakan suatu fakta yang sedang berbicara. Untuk mengatasi ketimpangan di Indonesia, Vilfredo pareto dalam teorinya menerangkan bahwa harus ada suatu penyaranan orang kaya untuk membantu orang miskin. Ekonomi dan moral ekonomi berbicara soal moral sebagai wujud tanggung jawab sosial. Prof. Gunawan Sumodiningrat yang juga menjadi dosen saya dalam matakuliah Perekonomian Indonesia pernah menerangkan juga mengenai solusi mengatasi fenomena ketimpangan, Menurut beliau solusi yang perlu dilakukan pemerintah adalah pemungutan pajak dari yang mampu lalu menyalurkan kembali kepada masyarakat lewat pembangunan dan melindungi yang miskin lewat subsidi. Yang atas dijaga dengan pajak, yang bawah didorong dengan subsidi. Sehingga dengan demikian ketimpangan yang disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan individu yang lain, antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain dapat dikurangi gap ketimpangannya. Solusi dari ketimpangan sosial yang utama adalah pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia harus dibenahi. Kita pasti ingat adanya Trilogi Pembangunan : Pemerataan, Pertumbuhan, dan Stabilitas. Yang selanjutnya ketiga hal tersebut sebagai landasan pokok menuju Indonesia Emas 2020. Negara melalui pemerintah melakukan suatu langkah yang bertujuan menghidupkan kembali kemerdekaan setiap manusia untuk menikmati kemakmuran. Dimana asumsi kemakmuran yang tertinggi ditandai dengan setiap rakyat yang mampu menggerakkan kemampuan dan kegiatan sosial mereka.
Maka dari itu untuk mengatasi ketimpangan sosial dibutuhkan kontribusi dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah sebagai regulatornya. Harus ada komitmen bersama . Lebih dari itu pada bidang pendidikan anak-anak sejak dini harus diberikan pengetahuan tentang kondisi sosial di Indonesia, seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran, diskriminasi dan ketimpangan. Tidak hanya diajarkan bahwa kita berbeda dan disatukan dengan Pancasila melalui semboyan Bhinekka Tunggal Ika. Disisi lain didalamnya kemudian muncul musuh bersama seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan korupsi.





No comments:

Post a Comment