Halaman

Thursday 9 April 2015



Teori, Paradigma, dan Strategi Pembangunan Ekonomi
untuk Indonesia

1.     Teori Pembangunan Ekonomi untuk Indonesia

Banyak teori yang merumuskan perlunya pembangunan ekonomi untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu teori tersebut adalah teori dari David Ricardo yang menyimpulkan bahwa pembangunan ekonomi dalam masyarakat itu tergantung pada 4 faktor yaitu : Jumlah penduduk, jumlah modal, luas tanah,  dan tingkat teknologi. Keempat faktor ini saling berkorelasi dan mempunyai andil yang besar dalam menentukan pembangunan ekonomi suatu negara. Dari banyak teori yang saya baca memang teori David Ricardo yang paling mendekati dengan kondisi yang ada di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang besar (menempati posisi keempat dunia), Jumlah modal yang sangat besar yang dapat dibuktikan dengan  jumlah kekayaan sumber daya alam yang ada, Luas tanah Indonesia yang sangat luas serta tingkat teknologi yang semakin maju dengan adanya transfer teknlogi. Alasan saya memilih teori ini juga karena teori pertumbuhan Harrod-Domar, teori pertumbuhan Rostow, teori pertumbuhan Solow, dibangun dari struktur masyarakat pelaku ekonomi yang berbeda dengan struktur ekonomi masyarakat Indonesia. Contoh saja dapat kita lihat di Indonesia, struktur masyarakat terhadap pemilikan aset ekonomi oleh sebagian besar rakyat yang sangat kecil jumlahnya, sedangkan sebagian kecil rakyat menguasai aset ekonomi yang sangat besar. Hal ini menjadi suatu persoalan utama yang menyebabkan perekonomian nasional tidak berjalan secara efisien dan menyebabkan trickle down effect juga tidak berjalan maksimal.

2.     Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia ( Masa Lalu)
Meskipun teori David Ricardo harus menjadi satu kesatuan yang melandasi adanya pembangunan ekonomi, kita harus membuat suatu konsep pembangunan tersendiri yang cocok dengan kondisi obyektif dan situasi subyektif. Di Periode Orde Baru konsep usaha yang digagas pemerintah melahirkan satu program yang menjadi pembuka proses pembangunan ekonomi di Indonesia. Strategi dan program ini menjadi upaya pembangunan ekonomi yang sistematis dimulai dengan suatu rangkaian berjangka 5 tahun dan 25 tahun. Program ini kemudian dinamakan PELITA dan PJP[1]. PELITA dan PJP ini hasilnya memberikan sinyalemen positif dengan ditandai kenaikan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional masih di atas 7 persen pertahun. Pendapatan perkapitan atau GDP perkapita  juga meningkat tajam dari 60 US dolar pada tahun 1970 menjadi 1400 US dolar pada tahun 1995. Volume dan nilai eksport minyak dan non migas juga meningkat tajam. Hasilnya kita juga harus mengakui, bahwa jumlah penduduk yang tergolong miskin semakin menurun[2].



Keterangan : Efek dari program PELITA yaitu pertumbuhan GDP perkapita dari tahun 1966-1995
(Sumber : Global Economics Prospect and Developing Countries, World Bank 1996)

3.     Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia ( Masa Sekarang)

Satu hal yang sangat menarik mengenai program pembangunan ekonomi yang sekarang  sedang digalakkan oleh pemerintah adalah MP3EI (Master-plan perluasan dan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia). MP3I merupakan pembangunan  yang berbasis 6 koridor utama. Pembagian 6 koridor itu meliputi koridor ekonomi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusatenggara, Papua dan Kepulauan Maluku. Tujuan utamanya adalah mencapai visi Indonesia 2025 yaitu menjadi negara maju dan sejahtera dengan PDB sekitar 4,3 Triliun US dolar dan menjadi negara yang mempunyai PDB terbesar ke-9 di dunia. Hampir sama dengan PELITA, MP3EI ini menekankan pada fokus pembangunan utama yaitu sektor : pertanian, pertambangan, energi, industri, maritim, pariwisata dan pengembangan kawasan strategis. MP3EI dirasakan paling kuat karena didukung dengan adanya beberapa Inisiatif Strategi. Pertama adalah pendorongan inveastasi, Kedua itu melakukan sinkroniasi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor rill. Dan terakhir adalah pengembangan sumber daya modal serta ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuha peningkatan daya saing. Intinya dari program MP3EI yang sedang berlangsung ini Indonesia diharapkan menjadi negara maju dengan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada 2045 melalui pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan[3]. Hasil adanya program MP3EI bisa kita lihat di 10 tahun kedepan.

Gambar : Pembagian 6 koridor dalam program MP3EI dan Volume Pekerjaan Jasa

Konstruksi 2012 (Sumber Inkindo 2012)

 

4.     Pembangunan Ekonomi : Srategi Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan.

Sebelum Orde Baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori memang akan diarahkan pada pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dan juga tantangan utama dari kebijakan pemerintah dalam lima tahun kedepan adalah mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, dengan cara menciptakan kesempatan kerja bagi hampir 12 juta orang yang di proyeksikan untuk memasuki dunia kerja selama 5 tahun kedepan (tahun 1986)[4]
Untuk menjadi satu bangsa yang kuat, Indonesia  harus mampu memanfaatkan semua potensi yang dimilikinya, yaitu potensi yang tersebar di seluruh daerah. Oleh karena itu, pembangunan daerah yang merata, bukan hanya mutlak untuk memenuhi rasa keadilan, tetapi juga merupakan proses untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Tujuan akhir dari pembangunan ekonomi adalah kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan adanya pertumbuhan output yang tinggi. Efeknya akan menciptakan lapangan kerja yang luas dan meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat yang mana tujuan utamanya pencapaian kesejahteraan rakyat. Kita bisa melihat ukuran kesejahteraan melalui 2 perspektif yaitu kemampuan rakyat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dan ketersediaan barang dan jasa.

Untuk mencapai tujuan utama pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi Indonesia harus dilakukan dengan arah acuan (Streeten, 1977) :

a.       Peningkatan pelayanan kesehatan, sosial dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi mayoritas kaum miskin
b.      Adanya penekanan pada distribusi pertumbuhan sebagai indikator pembangunan;
c.       Adanya pembenahan pembangunan sektor pertanian, melalui berbagai program yang mendukung adanya pembangunan pertanian
d.      Penekanan pada aspek sosial dan politik sekaligus ekonomi dari pembangunan.


5.     Kesimpulan

Perumusan atau penentuan strategi pembangunan, yaitu penetapan tujuan dan cara yang terbaik mencapai tujuan tersebut berdasarkan sumber daya dan dana yang ada serta mampu dikerahkan. Pemerintah harus menentukan arah pembangunan, penentuan arah merujuk pada nilai politik sosial dan ekonomi yang ada. Pembangunan suatu negara bisa dimulai dari pembenahan kualitas sumber daya manusia yang ada melalui pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, dan iptek yang kesemuanya akan membentuk suatu hasil yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja.  Dan juga strategi pembangunan ekonomi Indonesia juga harus memperhatikan pembentukan modal menanamkan secara seimbang, terarah dan menyebar yang pada akhirnya membawa efek pertumbuhan ekonomi negara. Ingat 4 faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara yang diutarakan David Ricardo : Jumlah penduduk, jumlah modal, luas tanah,  dan tingkat teknologi. Pembangunan 4 faktor melalui perencanaan pembangunan yang diharapkan, akan berefek positif pada pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang dapat terus ditingkatkan untuk tahun-tahun kedepan.

.                                                                                               M Zaenuddin 299068/ Ilmu Ekonomi

[1]    Bulletin of Indonesian Economic Studies, Repelita V and Indonesia's Medium Term Economic Strategy
[2]     Menurut badan pusat statistik, pada tahun 1970 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai sekitar 60 jutaorang. Tahun 1990 jumlah penduduk miskin turun menjadi 27,2 juta jiwa dan pada tahun 1993 jumlah penduduk miskin turun 25,5 juta jiwa. Pada awal krisis ekonomi yaitu tahun 1996 jumlah penduduk miskin tinggal 15,5 juta jiwa.
[3]     Tujuan utama pemerintah dalam rancangan pelaksanaan Master-plan perluasan dan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI)
[4] Bulletin of Indonesian Economic Studies, Indonesia's Slow Economic Growth: 1981-86

No comments:

Post a Comment